Jumat, 23 Januari 2009

Ketika Waktu Tak Berulang


Oleh; Agus Rahmansyah*

Saat hidup dibatasi oleh siang.

Saat istirahat dipagari oleh malam.

Saat muka akan bertemu dengan masa tua.

Dan saat hidup pasti akan berujung kematian.

Maka, sungguh waktu sebagai satu-satunya pertaruhan.

waktu adalah kehidupan.( Dr. Yusuf Qardawi)

Bila kita mengkaji makna dari kata-kata tersebut secara tekstual sudah cukup jelas menerangkan bahwasannya betapa pentingya waktu yang kita mliki. Tidak terlalu berlebihan bila penulis menggunakan judul tersebut, karena begitu sangat Crusial nya permaslahan waktu ini. Sampai-sampai orang barat mengatakannya Times is Money , yang tentunya dalam konteks ini Money bukannlah uang tetapi diangap sebagai suatu sesuatu yang sangat berhrga layaknya seperti uang.

Kita sering dan cenderung lalai dalam mengelola waktu, kita lebih suka bersantai-santai, besikap enjoy-enjoy aja terhadap waktu yang kita buang tanpa ada manfaat yang berbekas dan jarang terpikir untuk mencoba mengintropeksi diri untuk berbenah, padahal bila kita mau sekali saja mengenang kembali apa saja yang telah kita perbuat Insyaalah akan menjadi sebuah moment utama untuk menentukan langkah anda kedepan. Karena semua itu tidak akan terjadi bila kita tidak mau berbuat dan mencoba mereformasi management waktu kita.

Dalam masyarakat kita sendiri juga tercipta sebuah perbedaan yang mencolok antara orang-orang yang telah sukses dengan yang belum sukses dalam hal waktu yang dimiliknya, karena orang-orang sukses selalu dekat dengan istilah-istilah jam yang padat, kejar deadline dan sebagainya dan orang-orang yang belum sukses lebih dekat dengan bahasanya seperti santai saja lah, enjoy aja lah dan sebagainya. Bukankah bahasa itu adalah milik semua orang dan kita punya hak menggunakannya dan orang sukses pun tak pernah memberi hak paten terhadap istilah-istilah tadi, akan tetapi yang menjadi permaslahan bukanlah perebutan hak mengenai penggunaan bahasa ataupun istilah yang dipakai tetapi permasalahannya adalah kita tak mau mencoba menyibukkan waktu dan diri kita dengan hal-hal yang positif, mencoba mengefektifkan waktu yang selama ini banyak terbuang dengan aktivitas yang idealnya dilakukan oleh seorang pelajar yang terpelajar dengan terus belajar dan menggali ilmu, kita cenderung lebih kental dengan rutinitas yang sebenarnya kurang memberikan pengaruh yang progresive terhadap perkembangan kepribadian kita, seperti kebiasaan nongkrong di tempat kos berbicara ngelantur kesana kemari tanpa ada arah yang jelas, bermain plays station dan sebagainya. Bila hal itu yang terjadi maka tidak salah bila waktu akan berubah menjadi sebilah pedang yang siap mematahkan semua harapan dan angan-angan karena memang sebenarnya semua itu hanya ada diangan tanpa ada usaha kita mewujudkannya dan seiring waktu yang berlalu dengan cepat tanpa meninggalkan bekas maka hanyalah penyesalan yang tersisa.

Untuk itu marilah kita mencoba mengintropeksi diri, berapa banyak waktu yang telah kita buang setiap harinya, setiap minggunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat demi kedepan yang lebih baik karena kita semua ingin jadi orang yang sukses dan menyambut masa tua dengan senyum atau bila perlu jangan menunggu sampai masa tua. Semoga waktu kita menjadi semakin bermanfaat, seperti kata Dr. Yusuf Qardawi “ Waktu Adalah Kehidupan, Waktu Adalah Pilihan Kehancuran atau Kemakmuran”.



* Siswa Sekolah Penulisan Pusat studi Humaniora Fak. Adab

Tidak ada komentar:

indonesiaindonesia.com